WILAYAH ST. THERESIA KANAK-KANAK YESUS TUAN RUMAH PERTEMUAN FORUM KOMUNIKASI KETUA WILAYAH PAROKI SALIB SUCI




Pada hari Minggu, 19 Agustus 2018, tepat pukul 10.00 pagi, acara Pertemuan Forum Komunikasi Ketua Wilayah di Paroki Salib Suci dibuka oleh Bp. Eric, selaku Ketua Wilayah Santa Theresia Kanak-kanak Yesus, sekaligus tuan rumah pada pertemuan kali ini. Kegiatan yang masih bernuansa peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-73 ini diadakan di RM. Muara, Tropodo, dihadiri oleh 10 Ketua Wilayah yang ada di Paroki Salib Suci, yang juga dihadiri Bp. Moniyanto, Bp. Bambang Pribadi, Bp. Andreas serta Bp. Steven Judika, dari DPP Salib Suci. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Ketua HUT Paroki ke-30, Bp. Lukito dan tentunya Romo Gabriel Madja, SVD, yang selalu dan terus memberikan dukungan serta doa kepada umat di paroki tercinta ini.



Dalam pertemuan yang penuh keakraban dan rasa persaudaraan tersebut, para peserta saling membagikan pengalaman dinamika yang ada di masing-masing wilayah. Utamanya mengenai pasca pemekaran wilayah, yang mana pada awalnya mendapatkan tanggapan yang diliputi banyak keraguan oleh para umat, namun pada akhirnya dengan berjalannya waktu serta penyertaan Ilahi, ternyata menghasilkan buah-buah positif serta banyak membawa jiwa-jiwa baru di dalam pelayanan ke hadirat Tuhan. Tentunya, semua itu didasari dengan kesadaran iman yang sangat dalam bahwa semuanya itu karena Tuhan yang berkarya dalam setiap kehidupan jemaat-Nya.



Selain sharing kegiatan serta dinamika dari masing-masing wilayah, terselip pula apresiasi kepada Wilayah Santa Theresia Kanak-kanak Yesus dari para ketua wilayah dan romo, mengingat dengan jumlah KK yang terkecil (46 KK) diantara wilayah yang ada di Paroki, namun mampu memberikan pelayanan serta melaksanakan tugas-tugas Gereja dengan baik. Bahkan program kerja serta sistem organisasi di wilayah kita, menurut Romo Gabriel Madja, SVD., patut dicontoh oleh wilayah lain. Sebuah kebanggan bagi umat di Wilayah Santa Theresia Kanak-kanak Yesus tentunya….



Kegiatan yang ditutup dengan makan siang bersama serta foto bersama ini meninggalkan banyak makna, utamanya adanya rasa saling menguatkan dan kebersamaan bagi mereka yang hadir. Biarlah Tuhan saja yang dimuliakan, dan hamba-hamba sahaja tetap bertekun dalam pelayanannya.

Komentar